Sabtu, 15 Januari 2011

BAB VI

BAB VI
NAME SERVICE
1. Pengenalan
Pengaksesan resource pd sistem terdistribusi memerlukan:
a. Nama resource (untuk pemanggilan).
b. Alamat (lokasi resource tsb).
c. Rute (bagaimana mencapai lokasi tsb).
Konsentrasi pada aspek penamaan, dan pemetaan antara nama & alamat, bukan pada masalah rute, yg dibahas di Jaringan Komputer. Yang dimaksud dengan resource adalah : komputer, layanan, remote object, berkas, pemakai.
Berikut contoh naming pd aplikasi sistem terdistribusi:
• URL utk mengakses suatu halaman web.
• Alamat e-mail utk komunikasi antar pemakai.
Naming sering dianggap remeh, tapi mendasar dlm sistem terdistribusi. Karena dalam hal ini name berfungsi sebagai identifier (pengenal) pada system.

2. Tujuan penamaan
• Identifikasi:
Seorang pemakai menginginkan obyek/layanan A, bukan obyek/layanan B.
• Memungkinkan terjadinya sharing
Lebih dari satu pemakai dapat mengindentifikasikan resource dengan nama yang sesuai (tidak harus nama yang sama).
• Memungkinkan location independence:
Perubahan lokasi tidak menuntut perubahan nama, asalkan lokasi tidak menjadi bagian dari nama resource tsb.
• Memberikan kemampuan keamanan (security)
 Jika sebuah nama dipilih secara acak dari himpunan besar interger, maka nama tsb hanya bisa diketahui dari legitimate source, bukan dari menebak.
 Jadi jika seseorang mengetahui nama obyek tsb, maka dia memang diberitahu, karena sulit sekali menebak nama tsb.

3. Jenis nama
User names:
• Dibuat oleh pemakai (user).
• Merujuk pada suatu obyek atau layanan.
• Terdiri dari strings of characters.
Contoh: hp201 untuk pencetak, ~bettyp/tmp/test.c untuk berkas.
System names:
 Terdiri dari bit string.
 Internal untuk sistem, tidak ditujukan untuk manusia.
 Lebih compact dari user names, shg dapat dibandingkan dengan lebih efisien.

4. Struktur nama
Primitive/‡at names (Unique Identi…ers = UIDs)
a. Tanpa struktur internal, hanya string of bits.
b. Digunakan utk perbandingan dengan UID lain.
c. Tidak membawa informasi lain -> pure names.
d. Sangat berguna & banyak digunakan karena:
• Location & application independent, shg tidak menjadi masalah bagi mobilitas obyek.
• Seragam, fixed size.
• Compact: mudah disimpan, di-pass, & jika cukup besar menjadi sulit ditebak.
a) Partitioned Names (PN)
 Komposisi dari beberapa nama primitif, biasanya disusun secara hirarkis. Contoh: www.gunadarma.ac.id/cs/docs/akademik/SisDis/naming.ppt.
 Membawa informasi -> impure names.
 Biasanya tidak secara unik mengidenti…kasikan obyek, beberapa nama bisa dipetakan ke satu obyek (e.g. UNIX file links).
b) Descriptive names (DN)
 Daftar atribut yang secara bersama-sama mengidentifikasikan obyek secara unik.
 Membawa informasi -> impure names.
 DN adalah superset dari PN.
5. Tujuan fasilitas Penamaan
a. Efisien, karena fasilitas penamaan merupakan dasar pada sisdis & digunakan secara terus menerus.
b. Terdistribusi. Renungkan jika UIDs dibangkitkan oleh centralized generator.
• Bottleneck.
• Node tempat generator tsb mengalami kegagalan.
c. Tampak seperti global space, tidak tergantung konekti…tas, topologi, dan lokasi obyek.
d. Mendukung pemetaan 1:many antara nama & obyek, untuk memungkinkan multicast.
e. Mendukung dynamic relocation of objects, jika obyek/proses potensial untuk mobile (berpindah-pindah). Jadi diperlukan dynamic binding antara nama & alamat, juga antara alamat & rute.
f. Memungkinkan local aliases, shg pemakai dapat mengekspresikan interpretasi semantik mereka thdp suatu obyek. Tentu saja diperlukan pemetaan antara aliases dan full names.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar